Sunday, April 17, 2016

Soft Skill Pramuka

PERKAYA SOFT SKILL DENGAN IKUT PRAMUKA

Jakarta - Supaya bisa terserap di dunia kerja, kita tentu perlu memiliki keahlian. Keahlian itu tidak hanya didapat di bangku sekolah, tapi juga bisa dari sejumlah kegiatan yang diikuti di luar sekolah.
Salah satunya yakni pada kegiatan pramuka. Salah siswa SMKN 1 Batam, Fahri Yudin, mengungkapkan sudah lama aktif di kegiatan pramuka. Dalam keikutsertaan tersebut, banyak hal yang didapat.
"Seperti, kewirausahaan, kreativitas. Pramuka kita diajarkan keterampilan, kebersamaan dan kekompakan, serta peraturan baris-berbaris," ungkapnya kepada Okezone, belum lama ini.
Dari kegiatan pramuka yang diikuti, banyak hal yang didapatkan oleh siswa jurusan teknik elektronika Industri tersebut.
"Seperti, struktur organisasi itu kita jadi paham bagaimana membuat kegiatan, bagaimana tata cara berbicara secara formal bagi atasan maupun ke sederajat. Jadi kalau di dunia industri, kita jadi berlomba-lomba terjunnya ke interview atau ngomoing secara formal gitu dari pramuka sediri," ujarnya.
Untuk pelatihan-pelatihan dalam pramuka, Fahri sendiri menyatakan mendapatkannya dalam kegiatan pramuka yang dikutinya di tingkat provinsi. "Untuk pelatihan ini pertama kali di daerah sudah pernah. Di sekolah masih ada sekolah juga," imbuhnya.
Fahri menambahkan, sekolah harus memiliki strategi untuk bisa menjalankan kegiatan pramuka itu sendiri. "Buat yang enggak suka pramuka mungkin berpikir bahwa pramuka itu mengganggu. Kalau saya sendiri karena mengikutinya dari hati makanya senang-senang saja. Masing-masing sekolah juga punya strategi untuk pramukanya. Jadi khusus untuk disekolah-sekolah, kedepankan strateginya," tambah dia. (afr)
Sumber : okezone.com

Saturday, April 16, 2016

Sejarah Pramuka Indonesia

GERAKAN PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.

SEJARAH
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1] Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1] Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet.[2]
Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. [3]

MASA HINDIA BELANDA

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

MASA PERANG DUNIA II

Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena Pramuka merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.

MASA REPUBLIK INDONESIA


Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).


Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA


Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

    Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
    Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
    Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
    Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.


Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia

Sejarah Pramuka Dunia

Gerakan Kepanduan Dunia

Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.

Kelahiran Gerakan Kepanduan

Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama (dikenal sebagai jamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris.

Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.

Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.

Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu di antara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.

Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.

Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa organisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.

Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah Pusat Pelatihan Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.

Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell, tetapi ia banyak terinspirasi Frederick Russell Burnham, orang Amerika yg membantu Inggris di Afrika Selatan. Burnham banyak belajar teknik hidup di alam bebas dari ayahnya yang menjadi pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang sukses menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afrika Selatan & berkenalan dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnhamlah Baden-Powell menyusun berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan seorang Boy Scout (Pandu). Terinspirasi orang Indian. Selanjutnya di Gerakan Kepanduan, Burnham diangkat sebagai “Kepala Suku” pertama dari gerakan yg didirikan Baden-Powell.

Perkembangan Gerakan Kepanduan

Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.
Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chili ialah negara pertama di luar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan. Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan.
Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu, gerakan pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan kepanduan putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina.
Program untuk golongan Siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/ Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, yang program golongan siaganya telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930.
Sejak awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powell —adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell,— pada tahun 1910 ditunjuk menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914. Agnes mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olive Baden Powell, istri dari Lord Baden-Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun. Pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.
Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshine pada tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktikkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktik lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus woodbadge. Akiba, Perang Dunia I, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina, seperti Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus Woodbadge.


Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Kepanduan_Dunia

Indonesia Scouts Challenge

JawaPos.com - Kwartir Nasional Gerakan Pramuka terus melakukan revitalisasi kepramukaan di Tanah Air. Berbagai inovasi dicanangkan agar pramuka selalu relevan dengan zaman.
Salah satunya penyelenggaraan Indonesia Scouts Challenge (ISC) 2015-2016 bersama Antangin Junior. Kegiatan ini dilakukan di tujuh provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
ISC 2015-2016 terdiri dari aktivitas berkemah sekaligus berkompetisi bagi Penggalang Ramu yang duduk di kelas 4 dan 5 SD. Kegiatannya diramu secara modern dan fun, namun tetap menggunakan metode kepramukaan sebagai landasan.
Para peserta harus bersaing mulai dari tingkat kota/kabupaten, berlanjut ke jenjang provinsi, hingga babak final nasional pada Oktober 2016 mendatang. Pemenang nasional akan diberi hadiah berangkat ke Amerika Serikat.
"Kegiatan ini akan menambah gairah anak-anak untuk mencintai pramuka. Anak-anak bisa mendapatkan pembinaan, apalagi belakangan ada kekosongan pembinaan genalerasi muda," kata Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault saat jumpa pers di Gedung Kwarnas Gerakan Pramuka, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (16/2).
Mantan Menpora tersebut menambahkan, ISC kali ini berbeda dengan kegiatan pramuka biasa. Pasalnya ada berbagai inovasi yang dilakukan agar pramuka selalu relevan dengan zaman dan disukai anak muda. "Lebih keren, gembira, dan asyik. Sebab, kami tidak ingin pramuka dianggap kuno, lama, dan jadul," ucapnya. 
Kegiatan ISC mendapat dukungan penuh oleh PT Deltomed Laboratories bersama Antangin Junior. Mereka berharap dengan ajang tersebut bisa memberikan sumbangsih di bidang pendidikan dan pembentukan karakter.
"ISC sangat memberikan wadah bagi anak-anak dalam pembentukan karakter. Oleh sebab itu kami mendukung kegiatan ini," kata Chief Executive Officer PT Deltomed Laboratories.
Hingga saat ini, beberapa kota telah melangsungkan Regional Championship atau Kwartir Cabang. Di antaranya yakni Kabupaten Bandung Barat, Tasikmalaya, Kuningan Jawa Barat, Lebak, Serang, Sragen, dan sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung hingga babak final nasional nanti. (ded/JPG)

Sumber : Jawapos.com 

Thursday, April 14, 2016

SKU Pramuka

Materi SKU Pramuka Penegak Bantara

Materi Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak Bantara terdiri atas 23 nomor ujian. Berbeda dengan SKU sebelumnya, SKU terbaru ini pada setiap nomornya memiliki indikator pencapaian (Pencapaian pengisian SKU) masing-masing. Adapaun  SKU Penegak Bantara beserta indikator (pencapaian pengisian) adalah sebagai berikut:
  1. Agama Islam
    • Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam 
    • Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan Sholat sunah secara individu 
    • Mampu menjelaskan makna berpuasa serta macam-macam Puasa 
    • Tahu tata cara merawat atau mengurus jenazah (Tajhizul Jenazah)
    • Dapat membaca doa Ijab Qobul Zakat
    • Dapat menghafal minimal sebuah hadist dan menjelaskan hadist tersebut
      Pencapaian Pengisian SKU:
      • Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam  
      • Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Iman  
      • Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Islam 
      • Dapat menjelaskan keutamaan sholat berjamaah 
      • Setiap Saat melakukan Sholat Wajib dan dilanjutkan dengan Sholat Sunah,  
      • Menyebutkan minimal 5 jenis sholat sunah dan tata caranya 
      • Dapat menjelaskan hikmah puasa 
      • Dapat menjelaskan jenis-jenis puasa (puasa wajib dan puasa sunah) 
      • Dapat menjelaskan syarat wajib puasa 
      • Dapat menjelaskan syarat sah puasa 
      • Dapat menjelaskan rukun puasa 
      • Dapat menyebutkan Hukum Merawat Jenazah 
      • Dapat menyebutkan Tazhijul Jenazah (Tata Cara Merawat Jenazah) 
      • Dapat menyebutkan Doa Ijab Qabul Zakat Fitrah 
      • Dapat menyebutkan dan menjelaskan sebuah hadist.

        Agama Katolik
    • Tahu dan paham makna dan arti Gereja Katolik  
    • Dapat memimpin doa dan membangun serta membuat gerakan cinta kasih pada keberagaman agama di luar Gereja Katolik.
      Pencapaian Pengisian SKU:
      • Pengisian  melalui tokoh agama, guru agama dan orang tuanya.

        Agama Kristen Protestan 
    • Mendalami Hukum Kasih dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
      Pencapaian Pengisian SKU: 
      • Dapat melaksanakan hukum kasih  
      • Selalu mengikuti kebaktian dan aktifitas di gerejanya 
      • Memimpin do’a dalam pertemuan penegak 
      • Menolong orang lain tanpa pembedaan 
      • Mengikuti aktifitas kemanusiaan 
      • Membantu pelayanan sekolah minggu di gerejanya.

        Agama Hindu
    • Dapat menjelaskan sejarah perkembangan agama Hindu di Indonesia  
    • Dapat menjelaskan  makna dan hakikat  dari tujuan melaksanakan persembahyangan sehari-hari dan hari besar keagamaan Hindu  
    • Dapat menjelaskan maksud dan tujuan kelahiran menjadi manusia menurut agama Hindu 
    • Dapat menjelaskan makna dan hakekat ajaran Tri Hita Karana dengan pelestarian alam 
    • lingkungan 
    • Dapat mempraktikkan bentuk gerakan Asanas dari Hatta Yoga 
    • Dapat melafalkan dan mengkidungkan  salah satu bentuk Dharma Gita 
    • Dapat mendeskripsikan  struktur , fungsi dan sejarah pura dalam cakupan Sad Kahyangan.
      Pencapaian Pengisian SKU: 
      • Pengisian  melalui tokoh agama, guru agama dan orang tuanya.

        Agama Budha
    • Saddha - Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai salah satu agama  
    • Merumuskan dasar-dasar keyakinan dan cara mengembangkannya  
    • Menjelaskan sejarah Buddha Gotama  
    • Menjelaskan Tiratana sebagai pelindung 
    • Menjelaskan kisah-kisah sejarah penulisan kitab suci tripitaka
      Pencapaian Pengisian SKU: 
      • Pengisian  melalui tokoh agama, guru agama dan orang tuanya.
  2. Berani menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun kepada sesama teman
    Pencapaian Pengisian SKU:
    • Berani mengemukakan saran dengan sopan dan santun, tanpa menyinggung teman 
    • Dapat mengungkapkan alasan 
    • Dapat memilih kata-kata yang tidak menyinggung temannya 
    • Tahu waktu yang tepat untuk menyampaikan kritikan 
    • Dapat  membaca perasaan teman
  3. Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baikPencapaian Pengisian SKU:
    • Memahami Tata tertib berdiskusi 
    • Turut aktif dalam suatu proses diskusi 
  4. Dapat saling menghormati dan toleransi dalam bakti antar umat beragama
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Selalu mengingatkan anggota lain untuk menunaikan kewajiban agamanya 
    • Tahu cara bersikap ketika oranglain melakukan kewajiban agamanya 
  5. Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan. 
  6. Setia membayar iuran kepada gugus depan, dengan uang yang diperoleh dari usaha sendiri.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Membayar iuran kepada gugus depan setiap kali latihan mingguan dengan uang yang diperoleh dari usaha sendiri.
  7. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari.
  8. Telah membantu mengelola kegiatan di Ambalan.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Aktif dan terlibat dalam Sangga Kerja kegiatan ambalan. 
  9. Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Minimal 2 kali mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya
  10. Dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Secara Perorangan maupun bersama teman-temannya menampilkan salah satu kesenian daerah. 
  11. Mengenal, mengerti dan memahami  isi AD & ART Gerakan Pramuka.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menyebutkan nomor surat keputusan Presiden tentang AD Gerakan pramuka  
    • Dapat menyebutkan Nomor surat keputusan Ketua Kwarnas tentang ART Gerakan Pramuka  
    • Dapat menyebutkan pasal-pasal pokok tentang tujuan, tugas pokok, prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.
  12. Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menyebutkan pendiri kepramukaan dunia, sejarah pramuka dunia dan buku-buku yang dihasilkan oleh Baden Powell 
    • Dapat menceritakan masuknya kepramukaan ke Indonesia 
    • Dapat menceritakan perkembangan kepramukaan di Indonesia sampai saat ini. 
  13. Dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dalam suatu pengembaraan Pembina dapat memberikan tugas berupa : 
      • Memperkirakan  waktu tanpa melihat jam 
      • Menjelaskan bagian-bagian dari kompas, azimuth dan back azimuth, resection dan intersection 
      • Membaca dan membuat tanda jejak dan tanda alam serta membuat peta perjalanannya. 
  14. Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menyebutkan butir-butir Pancasila dan menyampaikan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
  15. Dapat menjelaskan tentang organisasi ASEAN dan PBB.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menjelaskan kepengurusan ASEAN, Nama sekretaris jenderal ASEAN, alamat secretariat ASEAN serta organisasi-organisasi di bawah ASEAN 
    • Dapat menjelaskan kepengurusan PBB, Nama sekretaris jenderal PBB, alamat secretariat PBB serta organisasi-organisasi di bawah PBB.
  16. Dapat menjelaskan tentang kewirausahaan.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Menjelaskan dan telah melakukan salah satu kegiatan kewirausahaan.
  17. Dapat mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang bermanfaat.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menjelaskan prosesnya serta menunjukan hasil daur ulang.
  18. Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali temali dan pionering dalam kehidupan sehari-hari.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Dapat menggunakan simpul dan ikatan dalam kehidupan sehari-hari.
  19. Selalu berolahraga, mampu melakukan olahraga renang gaya bebas dan menguasai 1 (satu) cabang olahraga tim.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Minimal 1 minggu sekali melakukan olahraga secara teratur. 
    • Melakukan gerakan renang gaya bebas dengan benar. 
    • Dapat menjelaskan peraturan permainan satu cabang olahraga tim.
  20. Dapat menjelaskan perkembangan fisik laki-laki dan perempuan.
    Pencapaian Pengisian SKU:
    • Dapat menjelaskan di depan Ambalannya tentang  perkembangan fisik dan psikis laki-laki dan perempuan.
  21. Dapat memimpin baris berbaris dan menjelaskan peraturannya kepada anggota sangganya.
    Pencapaian Pengisian SKU:
    • Dapat menjelaskan 15 gerakan baris-berbaris di depan anggota sangganya. 
    • Dapat memimpin baris berbaris.
      BACA: Tata cara Baris berbaris
  22. Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat.
    Pencapaian Pengisian SKU:
    • Dapat menyebutkan sedikitnya 3 penyakit infeksi dan penyebabnya 
    • Dapat menyebutkan sedikitnya 3 penyakit degeneratif dan penyebabnya 
    • Dapat menyebutkan sedikitnya 3 penyakit yang disebabkan prilaku tidak sehat.
  23. Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut – turut.
    Pencapaian Pengisian SKU: 
    • Aktif dalam mengikuti kegiatan perkemahan selama 3 hari berturut-turut.

Thursday, April 7, 2016

Cara Menentukan Tempat Berkemah

Dalam kegiatan pramuka atau pendakian, pasti kita akan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pendirian tenda.apalagi dalam pendakian sudah tentu wajib seorang pendaki harus membawa tenda sebagai tempat untuk berlindung dari panas, dingin dan ancaman yang lainya. dan dalam kegiatan kepramukaan pasti ada juga kegiatan berkemahan dan salah satu yang wajib di kerjakan terlebih dahulu adalah membuat tenda.
Disini saya akan memberikan tips cara berkemah yang baik khususnya kegiatan Berkemah di keparamukaan.

Untuk suatu perkemahan yang baik, tahap yang harus ditempuh adalah :

a.     Persiapan
  • Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya.
  • Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi (surve)
  • Pemberitahuan dan perijinan.
  • Pembentukan Panitia.
  • Membuat jadwal kegiatan/ acara dan mempersiapkan acara pengganti bila situasi dan kondisi cuaca berubah-ubah.
  • Memantapkan kesiapan mental, fisik dan ketrampilan.
b.     Pelaksanaan
        Kegiatan hendaknya sesuai rencana, dilaksanakan menurut perkembangan keadaan dan diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan, serta faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan.

c.      Penyelesaian
         Pembongkaran tenda-tenda, kebersihan lingkungan dan pengecekan barang harus dilaksanakan secara tertib.

Pemilihan Tempat Yang baik untuk Berkemah
  1. Memilih Tanah Yang Rata dan lebih sedikit tinggi dari sekitarnay. ini mempunyai maksud apabila nanti turun hujan, air tidak mudah masuk ke dalam tenda. sehingga tenda tetap kering dan nyaman untuk di buat berteduh
  2. Ada Pohon Pelindung : ini berguna untuk menghindari atau menghalangi sengatan langsung matahari masuk ke tenda, sehingga tenda akan menjadi sejuk, nyaman dan tidak panas.
  3. Dekat Sumber Air : ini berguna sebagai aktifitas  Mandi, buang air, memasak air, memasak makan dll. 
  4. Terjamin Keamanan : maksudnya jauh dari Binatang buas, jurang, lembah, dll. agar keselamatan selalu terjaga
  5. Tidak terlalu dekat kampung dan jalan raya : maksudnya agar kegiatan dapat berkonsentrasi tanpa ada ganguan atau kebisingan dari dalam kampung atau kendaraan yang ada di jalan raya